Followers

Rentang Channel Frekuensi

FREKUENSI TELEVISI UMUM

Sub CATV Band - T7 - T13


7 - 58 Mhz 7-58 MHz
VHF Band - Ch. 2 - 13 2-13


54 - 216 Mhz 54-216 Mhz
Rendah Band - Ch VHF. 2 - 6 2-6


59 - 88 Mhz 59-88 Mhz
Mid Band - UHF Ch. 14 - 22 14-22
- UHF Ch. - UHF Ch. 95 - 99 95-99



121 - 174 Mhz 121-174 Mhz
91 - 120 Mhz 91-120 Mhz
Tinggi Band - Ch VHF. 7 - 13 7-13


175 - 216 Mhz 175-216 Mhz
Super Band - CATV Ch. 23 - 36 23-36


216 - 300 Mhz 216-300 Mhz
Hyper Band - CATV Ch. 37 - 62 37-62


300 - 456 Mhz 300-456 Mhz
Ultra Band - CATV Ch. 63 - 158 63-158


457 - 1002 Mhz 457 - 1002 Mhz
UHF Band Ch.14 - 83 - CATV Ch. 63 - 158 63-158


70 - 1002 Mhz 70-1002 Mhz

FREKUENSI VHF TELEVISI

174-180 Mhz RENDAH VHF 02 54-60 07 Mhz VHF 174-180 Mhz TINGGI

180-186 Mhz RENDAH VHF 03 60-66 08 Mhz VHF 180-186 Mhz TINGGI

186-192 Mhz RENDAH VHF 04 66-72 09 Mhz VHF 186-192 Mhz TINGGI

192-198 Mhz RENDAH VHF 05 76-82 10 Mhz VHF 192-198 Mhz TINGGI

198-204 Mhz RENDAH VHF 06 82-88 11 Mhz VHF 198-204 Mhz TINGGI

204-210 Mhz VHF 204-210 Mhz TINGGI 12

210-216 Mhz VHF 210-216 Mhz TINGGI 13

FREKUENSI UHF TELEVISI 

 14   470-476 Mhz        38   614-620 Mhz        62    758-764 Mhz  
 
 15   476-482 Mhz        39   620-626 Mhz        63    764-770 Mhz  
 
 16   482-488 Mhz        40   626-632 Mhz        64    770-776 Mhz  
 
 17   488-494 Mhz        41   632-638 Mhz        65    776-782 Mhz  
 
 18   494-500 Mhz        42   638-644 Mhz        66    782-788 Mhz  
 
 19   500-506 Mhz        43   644-650 Mhz        67    788-794 Mhz  
 
 20   506-512 Mhz        44   650-656 Mhz        68    794-800 Mhz 
 
 21   512-518 Mhz        45   656-662 Mhz        69    800-806 Mhz 

 22   518-524 Mhz        46   662-668 Mhz        70    806-812 Mhz 

 23   524-530 Mhz        47   668-674 Mhz        71    812-818 Mhz 

 24   530-536 Mhz        48   674-680 Mhz        72    818-824 Mhz 

 25   536-542 Mhz        49   680-686 Mhz        73    824-830 Mhz

 26   542-548 Mhz        50   686-692 Mhz        74    830-836 Mhz  

 27   548-554 Mhz        51   692-698 Mhz        75    836-842 Mhz 

 28   554-560 Mhz        52   698-704 Mhz        76    842-848 Mhz 

 29   560-566 Mhz        53   704-710 Mhz        77    848-854 Mhz 

 30   566-572 Mhz        54   710-716 Mhz        78    854-860 Mhz 

 31   572-578 Mhz        55   716-722 Mhz        79    860-866 Mhz 

 32   578-584 Mhz        56   722-728 Mhz        80    866-872 Mhz 

 33   584-590 Mhz        57   728-734 Mhz        81    872-878 Mhz 

 34   590-596 Mhz        58   734-740 Mhz        82    878-884 Mhz 

 35   596-602 Mhz        59   740-746 Mhz        83    884-890 Mhz 
 
 36   602-608 Mhz        60   746-752 Mhz  
 
 37   608-614 Mhz        61   752-758 Mhz 

UHF Pada Televisi di Indonesia

UHF (Ultra High Frequency) adalah frekuensi super tinggi

UHF bekerja di gelombang antara 300 MHz sampai 3 GHz yang biasanya dipake buat siaran televisi.
Selain UHF juga ada VHF. kebanyakan tv swasta siaran pake UHF & negeri pake VHF. 
jadi frekuensi itu mirip kayak frekuensi telepon seluler. ada gsm 1800 mhz & 900 mhz ada juga cdma 2000-1x di frekuensi 800 mhz & 1900 mhz.
semua frekuensi dikelola oleh negara. tapi ada frekuensi tertentu yang dibebasin buat kepentingan masyarakat misalnya buat wifi, radio amatir, radio kontrol, dsb.
telinga manusia cuma bisa dengar frekuensi antara 20 sampai 20000 getaran tiap detik / hertz.

Gratis ke udara stasiun televisi dan jaringan dapat diterima dengan menggunakan UHF / VHF antena di Indonesia .

TV Nasional

Daftar jaringan yang dikirim seluruh Indonesia:
  • TVRI - yang dikontrol pemerintah
  • ANTV - jaringan utama yang menghubungkan dengan TVOne
  • Global TV - jaringan MNC (Media Nusantara Citra) yang menghubungkan dengan TPI dan RCTI
  • Indosiar - jaringan utama
  • Metro TV - negara dikendalikan
  • RCTI - jaringan utama yang menghubungkan dengan Global TV dan TPI
  • SCTV - jaringan utama
  • Trans TV - jaringan utama yang menghubungkan dengan Trans 7
  • Trans 7 - (sebelumnya dikenal sebagai TV7) - jaringan utama yang menghubungkan dengan Trans TV
  • TPI - jaringan utama yang menghubungkan dengan RCTI dan Global TV
  • TVOne - (menggantikan Lativi menyebabkan kebangkrutan) - jaringan utama yang menghubungkan dengan antv
  • Televisi Edukasi (TVE) / Pendidikan Televisi - jaringan kecil yang menghubungkan dengan TVRI

Layer pada SS7

Layer pada SS7
>MTP - SCCP
Message Transfer Part dan Signaling Connection Control Part. Adalah lapisan komunikasi utama (seperti lapisan 1, 2 dan 3 pada OSI Layer). MTP berfungsi sebagai lapisan komunikasi dari lapisan dasar ke lapisan berikutnya, mulai dari koneksi antar jaringan (network interfacing), pertukaran informasi (information transfer), pengontrolan informasi (message handling) hingga pembagian informasi (routing).

>ISUP
ISDN User Part. Lapisan yang bekerja untuk memulai, menjaga dan mengakhiri panggilan.

>TCAP
Transaction Capabilities Application Part. Lapisan yang membuat database dan mengarahkannya ke lapisan protokol yang sesuai (misal ke MAP (Mobile Application Part) untuk mobile).

>TCAP Application
Lapisan akhir dari skema SS7. Disini adalah lapisan dimana user berada. Jika user adalah pengguna mobile, maka MAP (Mobile Application Part) adalah TCAP Application-nya. Berikut daftar TCAP Application yang ada:
1. MAP (Mobile AP) - Untuk user pengguna layanan mobile.      
2. INAP (Intelligent Network AP) - Untuk user pengguna layanan Intelligent Network (CAP, ANSI 41 (IS 41) adalah bagian dari Intelligent Network)

CCS7 Signalling Flow pada PSTN

Personalisasi Ring Back Tone pada Jaringan PSTN

Konsep Ring Back Tone

Ring Back Tone (RBT) adalah layanan yang diberikan oleh sistem (dalam hal ini jaringan PSTN) yang menyediakan nada panggil tertentu dalam bentuk lagu atau nada khusus yang menunjukan personalisasi pelanggan yang dipanggil kepada pelanggan yang memanggil, personalisasi nada tersebut dilakukan sebelumnya oleh pelanggan yang dipanggil. RBT tersebut merupakan nada pengganti dari nada sinyal ring back yang diberikan sentral kepada pelanggan pemanggil sebagai notifikasi / nada tunggu bahwa proses Call set up / panggilan sedang dalam state menunggu jawaban dari pelanggan yang di panggil. Untuk lebih memberikan gambaran yang lebih jelas perbedaan anatara pelanggan Non RBT dan pelanggan RBT dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1. Konfigurasi layanan Ring Back Tone

Fitur dan pola akses RBT

Fitur dari layanan Ring Back Tone meliputi :
a. Basic RBT, layanan ini memungkinkan pelanggan yang berlangganan RBT untuk dapat memperdengarkan content RBT seperti nada dering, rekaman suara dan lain sebagainya kepada orang lain yang menghubungi nomor telepon dirinya.
b. Gift RBT, layanan ini memungkinkan seseorang yang berlangganan RBT memberikan content RBT yang dipesannya kepada nomor telepon orang lain, sehingga nomor telepon orang lain tersebut dapat memperdengarkan content yang telah diberikan ketika nomor teleponnya dihubungi.
c. Recorded RBT, layanan ini memungkinkan sesorang untuk merekam voice secara individual untuk kemudian dijadikan sebagai ring back tone ketika nomor teleponnya dihubungi.
d. Advertizing RBT, layanan ini memungkinkan sebuah RBT berisi klip suara dari sebuah perusahaan yang dijadikan sebagai ajang kegiatan promosi dari produk material/ jasanya.
Pola akses yang dapat dilakukan untuk melakukan personalisasi RBT dapat ditempuh dalam berbagai macam cara sebagai berikut :
a. Akses melalui IVR, calon pelanggan yang akan berlangganan RBT melakukan dialing ke nomor akses provider RBT selanjutnya melakukan proses subcribe sesuai petunjuk IVR yang diberikan.
b. Akses melalui SMS, calon pelanggan yang akan berlangganan RBT mengirimkan SMS ke provider RBT dengan syntax tertentu, selanjutnya sistim RBT secara otomatis mengaktifkan fitur RBT pada no telepon yang dikehendaki.
c. Akses melalui WEB, calon pelanggan yang akan berlangganan RBT melakukan pendaftaran fitur RBT melalui petunjuk yang diberikan pada situs WEB provider RBT, selanjutnya sistim RBT secara otomatis mengaktifkan fitur RBT pada no telepon yang dikehendaki.

Implementasi RBT di PSTN

Untuk menerapkan fitur RBT pada jaringan PSTN beberapa hal yang menjadi konsideran adalah :
a. Infrastruktur jaringan yang meliputi pemilihan jenis koneksi dan dimensi jaringan untuk menghubungkan perangkat server dengan sentral. Jenis koneksi direkomendasikan menggunakan link E1 dengan CCS #7 yang diketahui memiliki kecepatan dalam melakukan call set up, sementaara dimensi jaringan yang berkaitan dengan kapasitas user yang akan terhubung dengan RBT menentukan apakah akan dipilih sistim RBT terpusat (Centralised) atau tersebar (Distributed) dalam hal memberikan service RBT kepada pelanggan PSTN.
b. Jaringan TCP/IP yang terjamin realibitiy dan securitynya sehingga tidak menjadi hambatan untuk melakukan monitoring, provisioning dan updating content pada perangkat RBT server.
c. Pelanggan yang berlangganan ring back tone adalah pelanggan yang terhubung langsung dengan jaringan PSTN tanpa melalui sentral perantara seperti PABX.
d. Proses inserting RBT pada jaringan PSTN dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2 Tipikal konfigurasi RBT pada jaringan PSTN
Tipikal konfigurasi implementasi RBT pada jaringan PSTN adalah sebagai berikut :
Gambar 3 Tipikal konfigurasi RBT pada jaringan PSTN
Pada koneksi antara Sentral dengan Server RBT yang mempergunakan link E1 CCS #7 terdapat 2 (dua) jenis network yaitu Signalling Network yang bertugas untuk melakukan pembangunan dan pembubaran hubungan. Hubungan dengan server akan terbentuk sejak connection path antara caller dan called terbentuk sampai dengan called menjawab panggilan atau time out state ringing dilampaui. Server RBT secara umum dibagi kedalam 3 (tiga) sub sistem yaitu :
a. RBT Management Server, berfungsi sebagai server pengendali seluruh aktifitas pelayanan RBT bagi pelanggan yang berlangganan RBT. Pada server ini terhubung database pelanggan dan data pemakaian RBT (CDR) dari setiap kejadian koneksi terhadap server.
b. RBT Content akan memainkan lagu, klip suara dan rekaman lainnya secara individual pada saat pelanggan sedang dihubungi (ringing state).
c. RBT IVR, server yang berisi petunjuk bagi pelanggan yang ingin mengaktifkan fasilitas RBT pada pesawat teleponnya.
Flow message dari IVR secara umum adalah sebagai berikut :
Gambar 3 Tipikal konfigurasi RBT pada jaringan PSTN
Pada koneksi antara Sentral dengan Server RBT yang mempergunakan link E1 CCS #7 terdapat 2 (dua) jenis network yaitu Signalling Network yang bertugas untuk melakukan pembangunan dan pembubaran hubungan. Hubungan dengan server akan terbentuk sejak connection path antara caller dan called terbentuk sampai dengan called menjawab panggilan atau time out state ringing dilampaui. Server RBT secara umum dibagi kedalam 3 (tiga) sub sistem yaitu :
a. RBT Management Server, berfungsi sebagai server pengendali seluruh aktifitas pelayanan RBT bagi pelanggan yang berlangganan RBT. Pada server ini terhubung database pelanggan dan data pemakaian RBT (CDR) dari setiap kejadian koneksi terhadap server.
b. RBT Content akan memainkan lagu, klip suara dan rekaman lainnya secara individual pada saat pelanggan sedang dihubungi (ringing state).
c. RBT IVR, server yang berisi petunjuk bagi pelanggan yang ingin mengaktifkan fasilitas RBT pada pesawat teleponnya.
Flow message dari IVR secara umum adalah sebagai berikut :
Gambar 4 Flow Messsage IVR RBT
a. CMS (Content Management Server) berfungsi sebagai interface antara RBT Server dengan beberapa Content Provider (CP). CMS menyediakan berbagai jenis tipe koneksi dalam IP network environment, koneksi tersebut dapat berupa HTTP untuk koneksi via Web/ Internet atau berupa TCP/IP untuk koneksi melalui IP VPN. CMS juga menyediakan koneksi SMPP dengan Billing Server untuk keperluan pencatatan raw data CDR dan sebagai basis untuk pembuatan billing dan rekonsialiasi dengan pihak content provider.
b. Content Provider (CP) adalah mitra yang diajak bekerjasama dengan TELKOM untuk menyelenggarakan layanan PRBT bagi pelanggan PSTN. Content yang disediakan dapat berupa basic ring tone, polyphonic ring tone, jingle lagu, klip suara atau voice recording. Penyediaan content dapat diberlakukan dalam bentuk beli putus, pola sharing atas durasi koneksi ke RBT Server atau tipe pola sharing lainnya tergantung kesepakatan antara TELKOM dengan CP, namun yang menjadi kunci susksesnya layanan RBT ini adalah kontinuitas updating content, kestabilan jaringan dan pola charging yang kompetitif.

PCM30

PCM30 menggambarkan penerapan kode pulse-modulation (PCM) di mana 30 teleponi sinyal analog yang biner dikodekan menjadi sinyal digital sungai. Istilah ini digunakan saat ini kebanyakan sebagai sinonim untuk pengkodean dari 30 channel masing-masing dengan tingkat sinyal 64-kbit / s. Tingkat ini juga digunakan dalam tahap pertama teknik PDH Eropa, sehingga PCM30 juga dikenal sebagai E1. Awalnya itu menggambarkan sebuah perangkat dalam teknologi komunikasi yang mengubah 30 sinyal telepon analog menjadi digital aliran sedikit 2048 kbit / s.
 

Sistem PCM30
The PCM30-sistem dasar, teknologi switching analog di Eropa, dan bertugas di transmisi digital lalu lintas telepon. Ini memiliki 30 coders, masing-masing dengan saluran telepon dalam sebuah 8-bit kata digital (byte) dapat diterapkan. 30 byte adalah, bersama-sama dengan bingkai ID kata, dan saluran identifier, berturut-turut bytewise dikirim # Multiplexer #. Jadi, besar 32-byte frame. Dalam menerima arah, ke-30 saluran, menggunakan de-multiplexer, dikonversi kembali ke sinyal analog 30. The time slot 0 adalah digunakan sebagai bingkai ID kata, dan kata deteksi digunakan. Ini akan dikirim secara bergantian. Sisa slot 16 adalah saluran pengidentifikasi untuk saluran pidato.  Masing-masing saluran suara diberikan 4 bit, satu demi satu 4.096 bit. 

Spesifikasi Sistem PCM30
Jumlah saluran : 32
Fernsprechkanäle Nomor: 30
Frame duration: 125 mikrodetik  
Channel length: 3,9 mikrodetik
Kanalbitzahl: 8 bit
Bit duration: 0,488 ms
Bitrate: 2048 kb / s 
Kecepatan bit per channel: 64 kb / s
Clock frekuensi: 8 kHz

SS7 dan SS7oIP

SS7
Salah satu manfaat utama SS7 adalah interoperabilitas global. Memiliki kemampuan untuk memungkinkan semua maskapai untuk bekerjasama dengan satu sama lain. Ini adalah protokol standar yang disetujui oleh ITU. Global penagihan, panggilan bebas pulsa, 900-nomor layanan, dan panggilan nirkabel jelajah internasional adalah semua fitur panggilan yang bergantung pada SS7. SS7 digunakan pada basis global. Amerika Utara, versi ANSI SS7 digunakan. Di Eropa, versi ETSI digunakan. Menepuk lain di dunia, versi ITU SS7 digunakan.

Gerbang internasional ini SS7 memungkinkan implementasi untuk berkomunikasi dengan satu sama lain. SS7 sangat penting untuk jaringan modern. Dengan SS7, yang disalut kontrol jaringan packet switched yang mendasari operasi jaringan suara dan informasi sinyal dilakukan pada saluran yang terpisah dari lalu lintas suara dan data.
Karena sinyal adalah suatu aktivitas jaringan cepat, adalah mungkin untuk multipleks banyak sinyal sinyal pesan lebih dari satu saluran yang menggunakan sambungan paket pengaturan switching.


SS7 over IP

Penyedia layanan dapat memotong biaya dengan pembongkaran SS7oIP oleh lalu lintas data dari jaringan SS7 ke jaringan IP. Sebagai contoh, Short Message Service (SMS) data GSM saturating penyedia layanan jaringan SS7. SS7 Over IP memungkinkan penyedia layanan nirkabel untuk secara cepat menyebarkan muncul layanan berbasis IP untuk mobile Internet yang berinteraksi secara bebas dengan warisan infrastruktur selular.

Manfaat-manfaatnya :

  • Kemudahan penyebaran: Ketika menggunakan signaling gateway (seperti layanan akses kelompok [ASG]), tidak perlu mengganggu jaringan SS7 yang ada, dan masa depan perangkat tambahan transparan.
  • Kurang mahal peralatan: Tidak perlu investasi mahal lebih lanjut dalam elemen sinyal warisan.
  • Efisiensi yang lebih baik: SIGTRAN melalui jaringan IP tidak memerlukan E1/T1 fisik atas hirarki digital sinkron (SDH) cincin. Menggunakan teknologi baru seperti IP over SDH dan IP over fiber, misalnya, bisa mencapai throughput lebih tinggi.
  • Bandwidth yang lebih tinggi: informasi melalui IP SIGTRAN tidak membatasi kapasitas untuk menghubungkan seperti halnya pada jaringan SS7. The IP network is much more flexible than the TDM-based legacy network. Jaringan IP jauh lebih fleksibel daripada TDM berbasis jaringan warisan.
  • Layanan Enhanced: Menerapkan inti jaringan IP memfasilitasi berbagai solusi baru dan layanan bernilai tambah (VAS).

SIGTRAN


SIGTRAN (signaling transport) merupakan satu bagian kecil dalam proses evolusi menuju jaringan all-IP. SIGTRAN adalah standard yang didefinisikan oleh IETF (Internet Engineering Task Force). Dalam standarisasi SIGTRAN terdapat seperangkat protokol yang memodelkan arsitektur transport pensinyalan SS7 (Signaling System No.7) yang dibawakan melalui jaringan IP (Internet Protocol).

Dibawah ini adalah protokol stack Sigtran, dimana IP, SCTP dan adaptation protocol adalah model dari Sigtran Acrhitecture.



SCTP layer yang terletak antara layer user adaptation dan layer IP di dalam protokol Sigtran. Layer ini dirancang untuk menyediakan aplikasi protokol transmisi.
Berikut ini adalah selengkapnya layer SCTP.


 

Secara sekilas proses aliran data dalam protokol SCTP dapat digambarkan seperti dibawah ini.



 

Di dalam SCTP segala pesan akan dipotong-potong kedalam paket –paket yang lebih kecil oleh SCTP Data Chunk. Data Chunk ini akan dikirimkan ke SCTP Packet untuk digabungkan dengan Control Chunk menjadi sebuah paket SCTP tunggal. Paket tersebut akan dikirimkan ke MGC melalui jaringan IP.
Di penerima (MGC) paket-paket data tersebut akan dipisahkan kembali menjadi kumpulan data dan control. Kumpulan data tersebut akan disusun kemali sesuai pesan/informasi aslinya.